SUNNY PRIVATE

Wellcome to SUNNY PRIVATE Blog...
Regards
Me

Rabu, 13 Maret 2013

Pakan Ikan Mas - Budidaya

Sunny-Private.blogspot.com


 para pembudidaya ikan mencapai 100 ribu ton setiap bulan, itu menurut data yang diperoleh dari asosiasi GPMT (Gabungan Pengusaha Makanan Ternak). Melihat besarnya kebutuhan pakan ikan tersebut, maka dapat diprediksi bahwa prospek usaha pakan ikan sangat menjanjikan.

Selama ini sebagian besar pemenuhan pakan ikan tersebut masih dibuat dan dipasok dari pabrik besar yang harganya semakin hari terus melonjak. Sebut saja pakan ikan lele dengan protein lebih dari 30% yang harganya mencapai Rp.10 ribu/kg. Begitu juga dengan pakan ikan mas dengan protein 25% harganya Rp.7 ribu/kg. Padahal kebutuhan pakan di satu usaha budidaya ikan intensif seperti lele dengan kolam beton atau terpal berukuran besar atau ikan mas di keramba jaring apung mencapai ratusan kilogram setiap hari.

Melihat besarnya kebutuhan pakan ikan dan mahalnya harga pakan ikan pabrikan membuat usaha pembuatan pakan ikan curah skala industri rumahan dinilai cukup menjanjikan dan dijadikan sebagai solusi para petani ikan untuk memotong biaya pakan yang terlalu tinggi. Usaha pakan curah skala industri rumahan cukup prospektif, selama mampu menjamin ketersediaan bahan baku lokal berkualitas secara berkesinambungan, sehingga tidak tergantung pada pakan pabrikan yang masih menggunakan bahan pakan impor. Dengan menggunakan bahan baku lokal, tentu harga pakan bisa lebih murah.

Bahan Baku yang Mudah dan Murah

Indonesia memiliki sumber bahan baku pakan yang cukup melimpah, seperti jagung yang sempat mencapai swasembada sebagai sumber energi dalam pakan ikan, dedak padi yang dapat diperoleh dari sisa penggilingan padi sebagai sumber serat, dan sumber protein yang bisa diperoleh dari gilingan ikan yang banyak diperoleh baik di darat maupun laut serta tepung singkong/tapioka yang mudah diperoleh sebagai pengikat pakan pada proses pembuatan pelet. Selain itu, tepung udang, tepung bekicot, tepung darah, tepung kedelai, tepung tulang, bungkil kelapa, ampas tahu, juga bisa digunakan sebagai bahan baku pakan. Bahan daun lamtoro, hingga sampah restoran dan rumah tangga juga bisa digunakan sebagai bahan campuran pakan. Adapun kisaran bahan baku pakan mulai Rp.2000 untuk dedak hingga Rp.4.500 untuk tepung ikan buatan sendiri dari ikan rucah (berbagai macam jenis ikan yang tidak layak jual).

Selain bahan baku pakan yang cukup melimpah, peralatan yang digunakan untuk memproduksi pakan ikan skala industri rumahan juga cukup sederhana, seperti mesin penepung yang berfungsi untuk membuat tepung dari bahan baku yang belum berbentuk tepung, mesin pengaduk sebagai wadah pencampuran dan pengadukan agar semua bahan menyatu dengan sempurna, mesin pencetak pelet, mesin pengering dan mesin jahit karung. Tak ayal dengan bahan baku lokal dan peralatan yang sederhana, maklum jika modal yang diperlukan untuk memulai usaha pembuatan pakan curah rumahan kurang dari Rp.50 juta.

Dengan bahan baku lokal yang terjangkau, dan mesin yang sederhana, tentu pekerjaan membuat pakan juga sederhana. Hanya menggunakan mesin pencetak pelet mampu menghasilkan sekitar satu ton pakan ikan setiap harinya. Sedangkan untuk pencampuran dilakukan secara manual dengan bantuan sekop dan alas plastik. Bahkan bagi pemula, pembuatan pakan bisa dilakukan menggunakan mesin penggiling mie yang kemudian dipotong-potong secara manual, namun bahan baku harus dicampur bahan pengikat lebih banyak baik berupa tepung tapioka maupun minyak. Dari serangkaian penjelasan tersebut, tidak heran jika harga pakan industri rumahan bisa dijual dengan harga Rp.4.500-5.000/kg.

Jenis Pakan


Ada beberapa bentuk pakan yang bisa diproduksi baik pabrik pakan maupun industri skala rumahan. Pakan berupa tepung yang biasanya untuk pakan benih ikan, pelet (padatan tepung yang dibentuk silinder kecil), crumble (bentuk pelet yang dihancurkan kasar) utnuk pakan masa pembesaran. Ukuran pelet pun bervariasi mulai dari 3, 4, 5 mm.

Sedangkan tipe pakan ada yang berupa moist (pasta) yang mudah dibentuk sewaktu diberikan pada ikan dan dry (kering). Namun dari beberapa jenis pakan, pelet dianggap paling pas untuk pakan ikan paling efisien karena kemudahan dalam penyimpanan (stok) dan pemberiannya pada ikan. Kebutuhan terbanyak pakan ikan adalah dalam bentuk pelet karena yang tepung hanya digunakan oleh benih yang jumlahnya sangat kecil dibandingkan ikan besar.

Sementara itu, berdasarkan densitasnya, pakan pelet ada yang terapung dan tenggelam. Pelet apung biasanya diberikan pada ikan yang responsif maupun untuk budidaya ikan intensif seperti lele dan ikan mas. Sedangkan pakan tenggelam cocok diberikan pada ikan yang tenag dan bukan budidaya intensif seperti udang windu dan gurame. Namun pelet apung dianggap paling efisien karena dapat diketahui jumlah pakan yang dikonsumsi ikan sehingga bisa meningkatkan efisiensi pakan. Karena itu pula harga pelet apung biasanya lebih mahal dari pelet tenggelam.

Misal saja harga pakan pelet apung buatan pabrikan mulai dari Rp.6-9 ribu/kg sedangkan pakan tenggelam yang umumnya dibuat industri rumahan dijual Rp.4-5 ribu/kg. Untuk menghasilkan pelet apung diperlukan mesin truder (mesin pelet basah) dan bahan baku dipanaskan (steam) pada suhu 90 derajat, sedangkan pelet tenggelam cukup menggunakan mesin pelet kering.

Tingkat kebutuhan protein ikan tawar pada umumnya 26-30% sedangkan untuk pakan ikan laut kadar protein yang dubutuhkan sekitar 47-53%. Sementara itu, tingkat efisiensi pakan yang dihasilkan pakan skala rumahan sekitar 2:1, yakni dari 2 kg pakan yang dikonsumsi akan menghasilkan 1 kg daging di akhir masa panen untuk ikan mas dan 1 kg pakan yang diberikan pada ikan bawal akan menghasilkan daging 0,7 kg saat panen (1:0,7).

Sementara itu, tingkat efisiensi pakan pelet lele bisa mencapai tingkat efisiensi 1:1, yakni dari 1 kg pakan yang diberikan akan menghasilkan 1kg daging saat panen. Pada dasarnya setiap jenis ikan membutuhkan nutrisi yang berbeda, demikian juga teknik pemeliharaan akan sangat mempengaruhi pelet yang harus dipergunakan. Bila hal tersebut tidak terpenuhi, akan sulit bagi pembudidaya mendapatkan efisiensi yang baik.

Nilai efisiensi pakan bisa tercapai apabila kebutuhan protein ikan mampu tercukupi dari suplai pakan yang diberikan. Nah, untuk mencari kebutuhan protein ikan bisa diketahui dari data yang dilangsir oleh National Research council (NRC), yakni badan riset internasional yang merilis hasil penelitian pada publik tentang cara penghitungan kebutuhan nutrisi pakan ikan yang diperoleh dari perkalian persentase bahan baku dengan kadar protein yang terkandung pada bahan baku yang kemudian dijumlahkan. Selain itu, pengujian kadar protein juga bisa dilakukan melalui uji nutrisi pakan di laboratorium ilmu nutrisi.

Sumber Literatur : http://infobisnisukm.wordpress.com

PAKAN IKAN MAS DAN TEKNOLOGI PEMBUATAN PELET BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL 

 

I. PENDAHULUAN
Ikan mas termasuk kelompok ikan pemakan segala jenis makanan (omnivore), pada masa mudanya memakan zooplankton dan setelah tumbuh lebih besar ikan mas mulai berkelakuan sebagai ikan pemakan. Jasad-jasad air yang hidup didasar perairan (bentos) seperti larva chironomus, cacing oligochaeta, tubifex, dan berbagai jenis moluska. Larva ikan mas ini mulai kehabisan kuning telor setelah berumur 2-4 hari. Ikan mas juga sangat responsive dengan pakan buatan dengan kadar protein 25-30%
Mencari alternatif pakan murah, tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas akan semakin jauh dari para petani, sejalan dengan melambungnya harga dasar semua bahan baku pakan, sementara para pembudidaya ikan harus berhadapan dengan biaya operasional pakan yang sangat besar yaitu sekitar 60-70% (Yanuartin, C. 2004), oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana mencarikan jalan keluarnya.

II. PAKAN
Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut.
Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan penyakit, kususnya penyakit nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya diberi pakan sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan pemberian pakan dengan kadar lemak tinggi juga menyebabkan difisiensi thiamin (Vitamin B1).
Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi sakit.

Mengapa nutrisi harus lengkap????
Penyakit nutrisi
1) Kekurangan vitamin
Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan kelainan pada bentuk tubuh dan fungsi organ pada ikan. Lebih lanjut hal ini mengakibatkan lambatnya pertumbuhan dan rendahnya sintasan sehingga sangat merugikan pembudidaya. Kekurangan vitamin ini juga menyebabkan ikan rentan terhadap serangan penyakit bakterial dan jamur yang dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi.

2) Kekurangan protein
Kekurangan protein berarti kekurangan asam amino yang merupakan zat yang diperlukan untuk ketahanan tubuh, sehingga kekurangan protein menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit infeksi.

3) Kekurangan asam lemak essensial
Kekurangan asam lemak essensial menyebabkan perubahan warna dan erosi pada sirip serta masuknya lemak kedalam hati. Hal ini menebabkan lemahnya pertahanan tubuh ikan dan lambatnya pertumbuhan.

4) Lipoid liver degeneration
Penyakit ini disebut juga lipodosis. Menyebabkan pembengkakan pada hati dan kekurangan darah. Pertumbuhan ikan menjadi lambat dan sintasannya rendah. Penyakit ini disebabkan oleh pemberian pakan yang lemaknya sudah rusak.
Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap.



III. JENIS-JENIS DAN CARA PEMBUATAN PAKAN IKAN MAS

1. Pakan Buatan

Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pakanpemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengadung zat-zat makanan yang cukup yaitu: protein yang mengandung sam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Masing-masing ikan mempunyai kebutuhan optimal protein yang berbeda-beda, misalnya untuk daerah tropis, benih ukuran kebul dan putihan memerlukan protein sekitar 50%, ukuran jari (gelondongan) memerlukan protein 40%, dan ikan yang berukuran lebih besar memerlukan protein antara 30 – 35%. Karbohidrat dalam pakan kira-kira 30%. Adapun bentuk dan ukuran pakan setiap ikan memiliki ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan bukaan mulut dari ikan tersebut. Adapun beberapa bentuk pakan yang dikenal antara lain emulsi, tepung, remah dan pellet.

a. Emulsi
emulsi merupakan bentuk pakan tambahan untuk benih umur 5 – 21 hari. Bahan dari pakan ini terbuat dari kuning telur ayam dan tepung kedelai dengan perbandingan 1 : 1 serta ditambah vitamin 1% (vitamin bisa dibeli di apotek)
cara pembuatan :
larutkan kuning telur ayam rebus dalam 200 ml air matang yang ditambah dengan 40 g tepung kedelai halus, 5 g tepung sagu (sebagai perekat ), dan 1 g vitamin.campuran bahan-bahan tersebut di atas diaduk rata sambil di panaskan sampai terbentuk emulsi. Pakan buatan itu cukup untuk benih seberat kira-kira 1 kg yang diberikan 6-8 kali sehari selama kira-kira 5 hari.pakan ini di berikan dengan cara disemprotkan merata di atas permukaan air.
Pakan berbentuk emulsi tidak boleh disimpan di udara terbuka lebih dari 10 jam. Sebaiknya emulsi ini di simpan dalam lemari es atau dengan membuatnya setiap akan memberi pakan.

b. Tepung Dan Remah
tepung merupakan pakan tambahan benih ikan yang berumur antara 21-80 hari.jenis pakan buatan ini terdiri dari tepung halus untulk benih yang berumur 40-80 hari.pakan buatan yang berupa tepung ini terbuat dari pellet yang di giling halus dan di ayak.benih yang berumur antar 80-120 hari tidak di beri pakan berupa tepung lagi tetapi berupa remah.pemah merupakan pecahan pellet kering.

c. Pellet
pellet adalah pakan tambahan yang di cetak dalam bentuk butiran sebesar pil dan diberikan untuk ikan dalam tahap pembesaran formulasi pellet ada bermacam-macam tergantung dari bahan dasarnya berikut ini adalah salah satu contoh formulasi pellet.
Tepung ikan……………..50%
Tepung kedelai……………30%
Tepung terigu……………..13%
Kuning telur……………….5%
Premix……………………..2%

2. Kultur Masal Pakan Alami
Kultur masal pakan alami adalah upaya membudidayakan plankton sebagai pakan alami ikan dalam jumlah dan tempat yang banyak. Kultur pakan alami ikan sangat penting untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan benih ikan,terutama benih ikan ukuran lepas hapa (kebul). Kultur pakan alami dapat dilakukan dengan pemupukan.akan tetapi dengan cara ini akan tumbuh penyakit yang dapat menyerang benih ikan tersebut.jadi perlu pemupukan denganjenis dan dosis pupuk yang tepat.cara lain adalah dengan menanami benih planktontertentu agar hanya satu macam atau jenis plankton saja yang dapat tumbuh.
Beberapa jenis plankton (zooplankton) yang umumdibutuhkan benih ikan antara lain sebagai berikut.

1. ROTIFERA
Kultur Rotifera dapat dilakuakn di bak beton atau bak tanah yang sumber airnya mengandung Rotifera. sebagai sumber air dapat menggunakan air sungai,air kolam,atau air yang diinokulasi denagan Rotifera. Air yang masuk ke dalam bak atau kolam harus di saring terlebih dahulu,terutama untuk menghindari adanya ikan atau serangga air yang dapat masuk ke dalam kolam atau bak.
Bak atau kolam di keringkan terlebih dahulu selama 2-3 hari kemudian diisi air dan di lakukan pengapuran sebanyak 100 g/m2.
Pengapuran ini bertujuan untuk memberantas ikan,predator,atau hama yang hidup di dalam bak atau kolam dan untuk menaikkan pH. Setelah itu dilakuakn pemupukan kotoran ayam kering sebanyak 1 kg/m2.
Kemudian bak atau kolamdiisi air dengan kedalaman 0,5 m.permukaan air di semprot dengan Sumithion sebanyak 6-8 ppm untuk memberantas Cladocera agar tidak mengganggu pertumbuhan Rotifera.
Panen Rotifera dapat di lakukan setelah 5-6 hari pemeliharaan dengan pengambilan contoh air dan di saring dengan plankton Net Muller No.25
Dengan cara tersebut dapat dilakukan panen Rotifera pada hari ke 5-12 dari saat setelah pemupukan berlangsung.

2. MOINA
Kultur moina sebaiknya dilakukan di wadah yang di letakkan di bawah atap yang transparan,misalnya atap plastik,untuk menghindari sinar matahari langsung dan curah hujan.
Wadah atau tempat yang telah diisi air sumur dengan kedalaman 40-60 cm.di pu[pukdengan kotoran ayam kering (tanpa sekam)
Sebnyak 1 kg/m2.selain itu ,kedalam media kultur tersebut di gantungkan kantong terilin atau karung yang berisi bungkil kedelai sebanyak 200g/m3.
Bibit Moina di tanam sehari setelah pemupukan awal sebanyak 2 g/m3
Bibit Moina ditanam sehari setelah pemupukan awal sebanyak 2 g/m3.bibit moina dipilih yang berwarna merah dan berukuran besar.
Pemupukan ulang dilakukan 4 hari setelah pemupukan awal sebanyak 0,25 dosis atau 250 g kotoran ayam kering dan 50 g bungkil kedelai.
Pemanenan dapat di lakukan antara 7-9 hari setelah pemupukan awal dwngan serokan dari kain terilin.
Untuk mendapatkan Moina setiap hari dapat di pakai 6 wadah dengan pelaksanaan kultur secara bergilir, yaitu 2 hari sekali.dengan cara tersebut dapat menghasilkan Moina 150-400 g/m3/hari.


3. DAPHNIA
Daphinia cepat di kultur di tempat trbuka. Untuk wadah kultur dapat digunakan bak atau konteiner. Bak atau konteiner diisi dengan air sumur lalu dipupuk dengan kotoran ayam kering tanpa sekam sebanyak 1,5 kg/m3. Kotoran ayam tersebut dimasukkan kedalam kantong terilin atau karung dan digantung dalm media kultur.
Sehari setelah pemupukan awal, bibit daphnia ditebar sebanyak 5 g/m3. pamupukan ulang dilakukan antara 7-14 harisetelah pemupukan awalsebanyak 0,5 dosis (750 g/m3).
Pemupukan dilakukan 21hari setelh pemupukan awal dan dilakukan setiap hari selama sebulan. Dalam sehari pemenenan dapat dihasilkan Daphnia sebanak 25 g/m3. Dengan cara ini dapat dihasilkan kira-kira 30 kg dalam kurun waktu sebulan.

4. Cacing Tubifek
Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini meiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.
Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.
Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.
1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Note : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
20 cm x 20 cm 20 cm x 20 cm
1 M x 2M
3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dekak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/M2.
4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2 – 5 Liter / detik
6. Pemanenan
Cacing Bisa dipanen setelah 8 – 10 hari.




IV. PEMBUATAN PELET BARBASIS BAHAN BAKU LOKAL

Maggot dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan sumber protein. Nilai protein maggot bervariasi tergantung ukuran maggot dan media pemeliharaannya. Maggot kecil bisa mencapai lebih dari 50%, namun secara umum kandungan protein maggot sebesar 40%. Kandungan protein cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan protein pakan untuk ikan.
Komposisi:

V. BAHAN DAN METODA
Bahan :
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut : bahan pakan terdiri dari tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, dedak, tapioka, minyak ikan, minyak jagung, vitamin mix, vitamin E dan C, mineral mix, Posfor, mineral Zn dan Mn.

Alat
Peralatan berupa mesin pakan : disc mill, mixer, peletting, dryer dan peralatan packaging pakan.

1. Formula Pakan
- Semua bahan dibuat tepung halus dan diayak agar yang kasarnya tidak ikut masuk
- Bahan pakan ditimbang sesuai dengan formula, dicampur dengan mengguanakan mesin mixer dan dicetak menggunakan mesin pencetak pelet.
- Pakan yang sudah berbentuk pelet ditiriskan dan dikemas dalam wadah yang kedap air
- Untuk melihat kandungan proksimat pelet diambil sampel pakan dari setiap proses pencetakan.


FORMULASI PAKAN


PELET BASAH

FORMULA 1 (FORMULASI ALTERNATIF)

BAHAN Komposisi yang diberikan Kandungan Protein dalam bahan baku Kandungan Protein dalam formulasi
1. Ikan Rucah 20 % x 40% = 8%
2. Maggot 20 % x 40% = 8%
3. Tepung Ikan 20 % x 52% = 10,4%
4. Tapioka 20 % x 14% = 2,8%
5. Dedak 20 % x 12% = 2,4%
31,6%


Komposisi Pakan Berbasis Maggot

1. Maggot Mill 55 %
2. Tepung Ikan Import 13 %
3. Tepung kedelai 13 %
4. Tapioka 10 %
5. Minyak Ikan 2 %
6. Vitamin+Mineral 5 %
7. Vitamin C 50 gram
8. Vitamin E 50 gram
9. Vitamin B1 15 gram
10.Vitamin B6 15 gram
11. Dicalsium Phospat 2 %
12. Asam sitrat 2 %
13. Minyak Sayur 2 %




1. Tepung Ikan 30 %
2. Tepung kedelai 30 %
3. Tapioka 15 %
4. Vitamin mix 1 %
5. Mineral mix 2 %
6. Minyak Sawit 5 %
Komposisi Pakan Tanpa Maggot

Rumus Perhitungan Bahan Pakan

Untuk 10 Kg Pakan Dengan Kandungan Protein 30,62 %
diperlukan
Tepung ikan 27/100 X 10 = 2,7 Kg
Tepung kedelai 27/100 X 10 = 2,7 Kg
Tepung tapioka 10/100 X 10 = 1,0 Kg
Dedak halus 32/100 X 10 = 3,2 Kg
Minyak ikan 1/100 X 10 = 0,1 Kg
Minyak jagung 1/100 X 10 = 0,1 Kg
vitamin/mineral 1/100 X 10 = 0,1 Kg
mineral mix 1/100 X 10 = 0,1 Kg


KETERANGAN
Protein = (Amount/100)X Kadar protein bahan
Fat = (Amount/100)X Kadar Fat bahan
Fiber = (Amount/100)X Kadar Fiber bahan
Ash = (Amount/100)X Kadar Ash bahan
Carbohydrate = (Amount/100)X Kadar Carbohydrate bahan
Cost = (Amount/100)X Kadar Cost bahan


Daftar pakan untuk ikan mas. 
Pakan Ikan Mas yang ditampilkan di bawah merupakan pakan yang terdaftar di Ditjen Perikanan Budidaya.


NO PRODUSEN PAKAN MEREK PAKAN JENIS IKAN JENIS PAKAN
1 PT Cargill Indonesia Starfish Ikan Mas Starter-Finisher


Profish Ikan Mas Starter-Finisher


FF3 Ikan Mas Starter-Finisher


FFE Ikan Mas Starter-Finisher


Extra-M Ikan Mas Finisher


Fortuna FT 922 Ikan Mas Terapung


Fortuna FT 933 Ikan Mas Terapung





2 PT Indojaya Agrinusa / PT Japfa SPLA 12 Ikan Nila, Gurame, Mas Grower


NSA 2 Ikan Nila, Gurame, Mas Starter


NGA 10 Ikan Nila, Gurame, Mas Grower


PI Ikan Nila, Mas Grower





3 PT Luxindo Internusa Luxindo MS 572 Ikan Mas Starter


Luxindo MS 573 Ikan Mas Pembesaran





4 PT Wonokoyo Jaya Kusuma Surya/SW Ikan Mas Starter


Surya/SW Ikan Mas Pembesaran





5 PT Grobest Indomakmur Galeri Niaga Mediterania D8G FR Ikan Mas


FF Ikan Mas


TF Ikan Mas





6 PT Central Proteina Prima Tbk Bintang 888-2 Ikan Mas


Bintang 888-3 Ikan Mas


Turbo Feed T-89 Ikan Mas


Bintang 888-3S Ikan Mas Pelet Tenggelam





7 PT Sinta Prima Feedmill JT Ikan Mas Grower


LJ Ikan Mas Grower


SN Ikan Mas Grower


Jatra (JTA) Ikan Mas Pelet Apung





8 PT Matahari Sakti Prima Feed MP 2 Ikan Mas Starter


Prima Feed MP 3 Ikan Mas Grower





9 PT Citra Ina Feedmill Guyofeed 25 SP Ikan Mas Grower


Guyofeed 28 Ikan Mas Grower


Proxial Hiprofish Ikan Mas Grower





10 PT Intraco Agroindustry Global 562 Ikan Mas/Nila


Global 562-S Ikan Mas/Nila


Global 563 Ikan Mas/Nila


Growmax 922P Ikan Mas/Nila


Growmax 923P Ikan Mas/Nila


Global Retail 552 Ikan Mas/Nila/Lele


Global Retail 553 Ikan Mas/Nila/Lele


Global Retail 555 Ikan Mas/Nila/Lele


Growmax 912 Ikan Mas/Nila/Lele


Growmax 913 Ikan Mas/Nila/Lele


Growmax 915 Ikan Mas/Nila/Lele


Global Classic 883 Ikan Mas/Nila/Lele


Global Classic 885 Ikan Mas/Nila/Lele


Global F2 Ikan Mas


Global M573 Ikan Mas


Global M575 Ikan Mas


Growmax 923 Ikan Mas


Growmax 925 Ikan Mas

Good Luck... ((('0,o)d


Sedikit Tentang Cancer

Sunny-Private.blogspot.com

Sel-sel kanker biasanya menghindari kematian dengan 'membajak' molekul yang membimbing dan melindungi protein yang menjamin fungsi sel normal dan 'menipu' mereka untuk ikut bermutasi. Menurut Dr Ahmed Chadli, seorang peneliti di Molecular Chaperone Program di GRU Cancer Center, senyawa tanaman ini mampu menggempurnya.

Selama ini, pengembangan obat kanker telah difokuskan untuk menyasar pendamping Hsp90 (heat shock protein 90) karena memainkan peran kunci dalam membantu protein bermutasi. Namun, perkembangannya mengecewakan karena justru protein yang melindungi sel-sel kanker  berkompromi dengan inhibitor Hsp90.

Chaitanya Patwardhan, seorang mahasiswa pascasarjana di laboratorium Dr Chadli, menemukan bahwa gedunin, (Georgia Regents University Cancer Center mengidentifikasi sebuah tanaman asal India, gudenin, mampu melumpuhkan sel kanker. Tanaman ini digunakan selama berabad-abad untuk mengobati peradangan, demam, dan malaria.) senyawa tanaman asli India, menyerang protein yang membantu Hsp90, yang disebut p23.

"Senyawa ini mengikat langsung p23, menyebabkan inaktivasi produksi Hsp90 sehingga membunuh sel kanker," kata Dr Chadli. "Idenya di sini adalah bahwa ini akan membuka pintu untuk cara-cara baru menargetkan Hsp90 dengan menargetkan protein penolongnya, yang dapat digunakan dalam kombinasi dengan inhibitor mapan Hsp90."

Di masa depan, katanya, penelitian ini bisa memiliki aplikasi sebagai obat untuk kanker yang sangat tergantung hormon, termasuk kanker payudara, prostat, dan rahim.

Hasil penelitian dinobatkan sebagai Paper of the Week di Journal of Biological Chemistry.

Mekanisme tumbuh suburnya sel kanker

Kekacauan kode genetik pada sel kanker justru menjadikannya semakin tumbuh subur. Sel-sel ini sangat berbeda dengan sel sehat. Perbedaan ini membantu sel-sel kanker mengembangkan cara menolak obat-obatan dan menjadikannya semakin menyebar ke tubuh.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Inggris menunjukkan bahwa sel-sel tersebut menjadi stres dan kemudian membuat kesalahan menyalin kode genetik mereka. Para ilmuwan mengatakan ketika memasok sel kanker dengan bahan baku untuk tumbuh mungkin membuatnya kurang berbahaya.

Normalnya, sel sehat dalam tubuh manusia mengandung 46 kromosom. Namun, beberapa sel-sel kanker dapat memiliki lebih dari 100 kromosom. Dan pola ini tidak konsisten. Bahkan dengan sel tetanggapun bisa memiliki jumlah kromosom yang berbeda.

Para ilmuwan di Cancer Research UK London Research Institute and the University College London Cancer Institute telah berusaha memecahkan bagaimana kanker menjadi begitu beragam. Ketika sel kanker membagi dirinya membuat dua sel baru, kromosom tidak dibagi secara merata diantara keduanya.

Penelitian menunjukkan bahwa permasalahan itu datang dari salinan kode genetik kanker. Sel kanker mengkopi dirinya sendiri. Jika sel-sel kanker kehabisan blok bangunan DNA, mereka kemudian mengembangkan repiklasi DNA stress. Stress inilah yang menyebabkan kesalahan dan keragaman dari sel-sel itu.

"Ini seperti membangun gedung tanpa batu bata atau semen yang cukup," ujar pemimpin peneliti Prof Charles Swanton. Namun, jika tubuh dapat menyediakan blok DNA, maka replikasi DNA stres dapat dikurangi. Dan ini akan membatasi keragaman sel yang bisa menjadi terapi.

Profesor Swanton mengatakan ini membuktikan bahwa replikasi stress adalah masalah. Sekaligus proses ini bisa menjadi alat baru yang dapat dikembangkan untuk mengatasi pertumbuhan sel kanker. Penelitian selanjutkan akan menyelidiki apakah replikasi stres yang sama bisa menyebabkan keragaman lain dalam tumor.

Kanker Serviks 

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.

Infeksi

Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Karena itu, Vaksinasi Kanker Serviks sangat dianjurkan. 

Gejala

Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut sering memberikan gejala : perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).

Faktor Resiko

Faktor Alamiah

Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks.Tetapi hari ini tidak hanya sekedar orang yg sudah berumur saja,yang berusia muda pun bisa terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.

Faktor Kebersihan

  • Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan,  yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal.
  • Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
  • Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
  • Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.

Faktor Pilihan

Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.

Pencegahan

Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.Dan satu lagi untuk pencegahannya,sebaiknya gunakan Pembalut wanita yg memenuhi standart kesehatan dan higienis


Nyeri karena gejala kanker serviks terkadang disalahartikan sebagai bagian dari nyeri siklus menstruasi. Nah, perhatikan gejala-gejala ini untuk lebih mewaspadai kanker serviks:

Berikut ini gejala kanker serviks yang perlu Anda perhatikan, seperti dikutip dari Times of Indina, Rabu (13/1/2013):

1. Pendarahan Abnormal

Perempuan yang mengalami kanker serviks umumnya mengalami pendarahan yang tidak normal dari vagina. Pendarahan ini bisa merupakan pendarahan berat atau ringan yang berlangsung selama satu bulan atau lebih.

Perhatikan waktu menstruasi Anda, jika waktu menstruasi lebih lama dari biasanya di mana darah masih banyak keluar, dicurigai merupakan gejala kanker serviks.

2. Keputihan Berlebihan

Bila terdapat cairan berlebihan di vagina yang berbau busuk, tebal, atau mengandung lendir sebaiknya berkonsultasi ke dokter. Hal ini memang bervariasi pada perempuan yang satu dengan yang lain, tergantung patofisiologi tubuh. Namun saat terjadi keputihan yang mencurigakan, segeralah konsultasi ke dokter.

3. Nyeri Panggul

Nyeri panggul yang tidak berhubungan dengan siklus haid normal bisa menjadi gejala kanker serviks. Nyeri ini bisa dirasakan dalam sakalaringan hingga parah dan berlangsung berjam-jam.

4. Nyeri Saat Buang Air Kecil

Apabila kandung kemih terasa sakit atau nyeri saat buang air kecil, hal itu bisa menjadi gejala kanker serviks stadium lanjut. Hal ini biasanya terjadi saat kanker telah menyebar ke kandung kemih.

5. Sakit & Pendarahan Saat Berhubungan Seks

Gejala lain kanker serviks adalah muncul rasa sakit saat berhubungan seks dan pendarahan akibat berhubungan seksual. Hal ini disebabkan oleh iritasi pada leher rahim selama hubungan seks. Pada leher rahim yang sehat, jika terjadi pendarahan maka sangatlah sedikit.

Dalam beberapa hal, kanker serviks seperti HIV karena disebabkan oleh virus. Orang yang memiliki banyak pasangan seksual termasuk dalam kategori orang yang berisiko tinggi terkena kanker serviks.

Penting Dilakukan

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit ini, dikutip dari Boldsky ada dua cara yang perlu dilakukan:

1. Gunakan Vaksin

Terdapat vaksin kanker serviks namun masih banyak perempuan yang tidak mengambilnya di usia subur (18-35). Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali dalam rentang waktu enam bulan.

2. Tes Pap smear

Perempuan yang aktif secara seksual hendaknya melakukan pap smear sekali dalam setahun. Pap smear dilakukan dengan mengambil contoh sel-sel leher rahim. Umumnya tes dilakukan 1-2 minggu setelah haid.

Disarankan pada 1 hari sebelum pemeriksaan untuk tidak melakukan hubungan seksual dan jangan pula mencuci vagina dengan sabun, gel, dan lain-lain karena dapat mengacaukan hasil tes.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kanker serviks adalah dengan pemeriksaan mulut rahim de­ngan menggunakan kamera pembesar. Jadi pastikan Anda tidak mengabaikan tes-tes ini untuk mengetahui sejak dini ada tidaknya kanker serviks. Ingat, kanker serviks bisa disembuhkan jika dideteksi sejak dini. Selain itu bukankan mencegah lebih baik daripada mengobati?


Kanker Payudara

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000[rujukan?]. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

Definisi

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

Patofisiologi

Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan onkogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6.

Transformasi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen, oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel epitelial.Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan morfogenesis kelenjar.

Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Fase metastasis

Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression. Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi VEGF. VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.

Klasifikasi

Terdapat beberapa jenis sel kanker yang dapat terkultur pada kanker payudara, yaitu sel MCF-7, sel T-47D, sel MDA-MB-231, sel MB-MDA-468, sel BT-20 dan sel BT-549.

Histopatologi

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Non-invasif karsinoma
    • Non-invasif duktal karsinoma
    • Lobular karsinoma in situ
  2. Invasif karsinoma
    • Invasif duktal karsinoma
      • Papilobular karsinoma
      • Solid-tubular karsinoma
      • Scirrhous karsinoma
      • Special types
      • Mucinous karsinoma
      • Medulare karsinoma
    • Invasif lobular karsinoma
      • Adenoid cystic karsinoma
      • karsinoma sel squamos
      • karsinoma sel spindel
      • Apocrin karsinoma
      • Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
      • Tubular karsinoma
      • Sekretori karsinoma
      • Lainnya
  3. Paget's Disease

Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).

Sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
  • T (tumor size), ukuran tumor:
    • T 0: tidak ditemukan tumor primer
    • T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
    • T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
    • T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
    • T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
  • N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
    • N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
    • N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
    • N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
    • N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
  • M (metastasis), penyebaran jauh:
    • M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
    • M 0: tidak terdapat metastasis jauh
    • M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
  • Stadium 0: T0 N0 M0
  • Stadium 1: T1 N0 M0
  • Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
  • Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
  • Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0
  • Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
  • Stadium III C: Tiap T N3 M0
  • Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

Genetik

Array-mikro DNA

Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan membandingkan sel normal dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi pada ekspresi genetik antara dua jenis sel. Walaupun perbedaan ekspresi genetik tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker, namun beberapa grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga terjadi ekspresi genetik yang sama, yang disebut profil genetik. Dengan demikian, dinamika fungsional gen dan genom dapat diamati seperti proses transkripsi mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisis single-nucleotide polymorphism.
Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah:
  • Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology yang menawarkan klasifikasi berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor pertumbuhan epidermal-2, aktivator plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen 1. Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup; DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum tulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah.
  • Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal A, luminal B, dan ERBB2+.
  • Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan ERBB2+.
Profil intrinsik Perou-Sørlie
Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai jenis sel selain sel kanker. Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu diketahui ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi kluster gen tertentu, kemudian dicari kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang berbeda.
Pada profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik yang merupakan variasi sel-sel tertentu yang terdapat di dalam tumor.
  1. Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik sel endotelial, seperti CD34, CD31, faktor von Willebrand, baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC.
  2. Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster genetik yang teridentifikasi terlebih dahulu dan meliputi beberapa isomer kolagen
  3. Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan kluster genetik meliputi fatty-acid binding protein 4 dan PPAR
  4. Sel B, meninggalkan jejak genetik seperti ekspresi gen berupa protein imunoglobulin saat melakukan infiltrasi dan memberikan variasi pada kluster genetik seperti yang terjadi pada ekspresi sel RPMI-8226 dari kultur mieloma multipel.
  5. Sel T juga meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi aktivitas infiltrasi. Sebuah kluster geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3 dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4 dari kultur leukimia.
  6. Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang nampaknya merupakan ciri khas makrofaga/monosit adalah ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase dan lysozyme.
Terdapat dua jenis sel epitelial pada kelenjar ini, yaitu sel basal atau sel mioepitelial, dan sel epitelial luminal. Banyak gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen yang dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi keratin-5, keratin-17, integrin-4 dan laminin. Sedangkan kluster genetik sel luminal meliputi faktor transkripsi yang berkaitan dengan pencerap estrogen seperti GATA-binding protein-3, X-box binding protein-1 dan hepatocyte nuclear factor-3.

Lintasan onkogenik

Klasifikasi menurut lintasan onkogenik terbagi menjadi 4 subtipe yang disebut
Berdasarkan klasifikasi ini, hasil sampling dari 2.544 kasus yang terjadi di Amerika, 73% didapati mengidap subtipe luminal A, 12% penderita luminal B, 11% adalah kanker triple negative dan 4% merupakan jenis HER-2 over-expressing.
Beberapa ahli lain menambahkan subtipe seperti;

Gejala klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:

Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
  • Pendarahan pada puting susu.
  • Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
  • Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
  • terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
  • adanya nodul satelit pada kulit payudara;
  • kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
  • terdapat model parasternal;
  • terdapat nodul supraklavikula;
  • adanya edema lengan;
  • adanya metastase jauh;
  • serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Keluarnya cairan (Nipple discharge)

Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.

Faktor-faktor penyebab

Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
  1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
  2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
  3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
  4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
  5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
  6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
  7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun 

Faktor Genetik

Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.

Pengobatan kanker

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:

Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
  • Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
  • Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
  • Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Lintasan metabolisme

Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker. Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.
Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231, dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis. Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2, serta meningkatkan aktivitas kaspase-3.

Strategi pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.

Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
  • Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
  • Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
  • Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%

Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

 Kanker Lambung (kanker Perut)

Kanker lambung, kanker perut adalah kanker yang berkembang di bagian perut dan dapat menyebar ke organ lainnya; terutama esofagus. Kanker perut menyebabkan kematian satu juta orang di seluruh dunia per tahun.


Kanker Paru


Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Patogenesis kanker paru belum benar-benar dipahami. Sepertinya sel mukosal bronkial mengalami perubahan metaplastik sebagai respon terhadap paparan kronis dari partikel yang terhirup dan melukai paru. Sebagai respon dari luka selular, proses reaksi dan radang akan berevolusi. Sel basal mukosal akan mengalami proliferasi dan terdiferensiasi menjadi sel goblet yang mensekresi mukus. Sepertinya aktivitas metaplastik terjadi akibat pergantian lapisan epitelium kolumnar dengan epitelium skuamus, yang disertai dengan atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotik yang berkembang menjadi displasia mukosal. Rentang waktu proses ini belum dapat dipastikan, hanya diperkirakan kurang lebih antara 10 hingga 20 tahun.
Asal-usul sel penyebab kanker paru masih belum dapat dijelaskan. Selama ini berkembang dua buah teori,
  • Teori pleuripotential cell oleh Auerbach, yang menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada proses diferensiasi sel punca menjadi sel-sel lain.
  • Teori sel kecil oleh Yesner, yang menjelaskan neoplasma sel kecil yang mengalami transformasi dan berevolusi menjadi sel kanker
Namun diketahui bahwa terjadi mutasi genetik pada p73, p53 dan pRb, selain peran onkogen c-myb, c-myca, c-mycc, c-raf, L-myc, N-myc, K-rasa, c-fura, N-ras, H-ra, c-erbB1, c-fms, c-fes, c-rlf, c-erbB1, c-erbB2, c-sis, BCL1.
Menurut WHO, kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita

Entri Populer