SUNNY PRIVATE

Wellcome to SUNNY PRIVATE Blog...
Regards
Me

Kamis, 10 Februari 2011

Untung Rugi Pertamax

Pengisian bahan bakar di sebuah SPBU di Jakarta
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat menekan subsidi bahan bakar minyak dengan membatasi konsumsi Premium dan Solar mulai akhir kuartal pertama atau Maret tahun depan. Pemerintah memilih melarang kendaraan berpelat nomor hitam, merah, dan kendaraan TNI/Polri.
Mau tidak mau, nantinya pengendara harus menggunakan bensin beroktan tinggi yang tak bersubsidi, seperti Pertamax (gasolin beroktan 92), maupuan Pertamax Plus (oktan 95), atau kalau di SPBU Shell, bisa menggunakan Shell Super (oktan 92) dan Shell Super Extra (oktan 95).
Selain karena alasan penghematan anggaran subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN), sebenarnya apa manfaat BBM dengan oktan yang lebih tinggi? Pengamat otomotif Soehari Sargo mengatakan bahwa bahan bakar beroktan tinggi akan menghasilkan tenaga kendaraan lebih besar.
“Karena tenaganya besar, kerja mesin lebih ringan. Ini pasti akan membuat irit bahan bakar,” kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Senin 15 Desember 2010. Bila kerja mesin ringan, Soehari melanjutkan, pasti akan membuat mesin lebih awet.
Mantan pembantu rektor Institut Teknologi Indonesia ini mengatakan, bahwa mesin kendaraan keluaran di atas tahun 2000 sudah diset menggunakan oktan 92 ke atas. Sebab, dia melanjutkan, bahan bakar ini sudah sesuai standar keramahan lingkungan Euro 2, tidak seperti premium yang banyak beroktan 88.
Namun, meski konsumsi lebih irit, konsumen bakal merogoh kantong lebih dalam. Bagaimana tidak, bila selama ini pengendara hanya membeli Premium Rp4.500 per liter, maka dia harus membayar Pertamax Rp6.900.
Itu untuk Jakarta. Kalau di kota lain, harganya akan berlipat. Di Tomohon, Sulawesi Utara misalnya, harga Pertamax untuk periode 1-15 Desember ini sebesar Rp9.500 per liter, alias dua kali lebih mahal dari harga Premium.
Memang, pembatasan baru akan dimulai dari Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), namun belakangan akan merampah ke semua daerah, termasuk Indonesia bagian timur. Hingga akhirnya pada 2013 seluruh kendaraan pribadi tidak boleh menggunakan Premium.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer